1) Konsep Sehat dan Dimensinya
Konsep kesehatan tidak pernah dapat dilepaskan dari pengaruh sejarah dan kemajuan kebudayaan. Makna sehat dan sakit ternyata dipengaruhi oleh peradaban. Budaya barat dan timur ternyata memiliki perbedaan yang mendasar mengenai konsep sehat-sakit. Perbedaan ini kemudian memengaruhi system pengobatan di kedua kebudayaan. Akibatnya, pandangan mengenai kesehatan mental juga berbeda.
A. PENGARUH BUDAYA TERHADAP KONSEP SEHAT DAN SAKIT SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PRILAKU.
1. Pengertian Kesehatan
Sehat dan kesehatan tidak pernah dibahas secara eksplisit sehingga istilah kesehatan bahkan tidak tercantum di dalam indeks buku Joesoef, 1990. Freud (1991) dengan mengutip the international Dictionary of Medicine and Biology, mendefinisikan kesehatan sebagai “suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organisme atau bagiannya, yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit”, juga pada kesimpulannya mengenai kesehatan sebagai suatu keadaan tidak adanya penyakit sebagai salah satu ciri kalau organisme disebut sehat.
2. Pengaruh Budaya Terhadap Konsep Kesehatan
Bidang psikologi (kepribadian) sekarang ini mengembangkan pandangan yang baru mengenai apa yang disebut sebagai “kepribadian yang sehat”. Pandanagn ini berbeda dengan pandangan psikologi yang tradisional (misalnya psikoanalisa dan behaviorisme), dalam cara memandang kodrat manusia. Pada psikologi tradisional, konsep tentang sehat kurang lebih mirip dengan konsep mengenai kesehatan seperti yang dikemukakan di atas, yaitu tidak adanya gejala-gejala yang cukup untuk memasukan individu kedalam kategori gangguan (kepribadian) tertentu. Atau dengan kata lain, kepribadian sehat bertitik tolak dari apakah individu tersebut berbeda dari mereka yang nyata-nyata terganggu atau tidak. Dilihat dari segi pandang statistic, kepribadian sehat adalah kepribadian individu umumnya, yang bila digambarkan secara statistic berada didalam kurva normal. Sementara kepribadian tidak sehat adalah kepribadian yang berada di luar kurva normal tersebut. Pandanagn baru dalam memahami kepribadian yang sehat bukan hanya dari segi apakah pribadi tersebut berfungsi secara normalseperti pada umumnya,tapi lebih menekankan pada apakah potensi-potensi yang dimiliki bias dikembangkan secara optimal ataukah tidak. Oleh karna itu untuk membedakan pengeritan sehat yang Di pakai oleh umun dengan sehat yang betul-betul sehat, pandanagn ini memperkenalkan istilah “adisehat” atau adinormal untuk mengelompokkan orang-orang yang berbeda dari masyarakat umumnya tetapi yang betul-betul mampu mengaktualkan segenap potensi yang dimilikinya (Schultz,1993).
3. Model-model Kesehatan : Antara Model Barat dan Model Timur
Model kesehatan Barat yaitu model biomedis atau yang sering disebut sebagai model medis (Joesoef,1990; Freud, 1991, Helman, 1990, Tamm,1993), model Psikiatris (Helman,1990), dan model psikosomatis (Tamm,1993). Model kesehatan Timur umumnya disebut model kesehatan holistic (Joesoef,1990) yang menekankan pada keseimbangan (Helman,1990)
Model biomedis adalah berakar jauh pada pengobatan tradisional Yunani. Pengobatan ini dipengaruhi oleh filosofi Yunani, terutama dari pemikiran plato dan Aristoteles yang bersifat abstrak dan sistematis serta dijalankan rasional dan logis.
Model biomedis (Freud,1991) memiliki 5 asumsi. Asumsi pertama adalah bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara tubuh dan jiwa sehingga penyakit diyakini berada pada suatu bagian tubuh tertentu. Asumsi kedua adalah bahwa penyajit dapat direduksi pada gangguan fungsi tubuh, entar secara biokimia atau neurofisiologis. Asumsi ketiga adalah keyakinan bahwa setiap penyakit disebabkan oleh suatu agen khusus yang secara potensial dapat didefinisikan. Asumsu keempat adalah melihat tubuh sebagai suatu mesin. Asumsi kelima adalah konsep bahwa tubuh adalah objek yang perlu diatur dan dikontrol.
Model psikiatris (Helman,1990), sebenarnya masih berkaitan dengan model biomedis. Model ini pada dasarnya masih mendasarkan diri pada pencarian bukti-bukti fisik dari suatu penyakit dan penggunaan treatmen fisik (obat-obatan atau pembedahan) untuk mengoreksi abnormalitas.
Model psikosomatis (Tamm,1993), merupan model yang muncul kemudian karena adanya ketidak puasan terhadap model biomedis. Model ini dikembangkan oleh Helen Flanfers Dunbar sekitar tahun 1930-an.
B. BERBAGAI PEMAHAMAN MENGENAI KESEHATAN MENTAL
1. Ciri-ciri Tingkah Laku Sehat atau Normal
Tingkah laku yang normal seringkali kurang mendapatkan perhatian karena tingkah laku tersebut dianggap wajar, sedangkan tingkah laku abnormal biasanya lebih mendapatkan perhatian karena biasanya tidak wajar dan aneh.
Adanya ciri-ciri individu yang normal atau sehat (Warga,1983) pada umumnya adalah sebagai berikut :
1. Bertingkah laku menurut norma-norma social yang diakui.
2. Mampu mengelola emosi
3. Mampu mengaktualkan potensi-potensi yang dimiliki.
4. Dapat mengakui kebiasaan-kebiasaan social
5. Dapat mengenali risiko dari setiap perbuatan dan kemampuan tersebut digunakan untuk menuntun tingkah lakunya.
6. Mampu menunda keinginan sesaat untuk mencapai tujuan jangka panjang.
7. Mampu belajar dari pengalaman
8. Biasanya gembira.
Harber dan Runyon (1984), menyebutkan sejumlah ciri individu yang bias dikelompokkan sebagai normal adalah sebagai berikut:
1. Sikap terhadap diri sendiri. Mampu menerima diri sendiri apa adanya.
2. Persepsi terhadap realita. Pandangan yang realitas terhadap diri sendiri dan dunia sekitar yang meliputi orang lain maupun segala sesuatunya.
3. Integrasi. Kepribadian yang menyatu dan harmonis, bebas dari konflik-konflik batin.
4. Kompetensi. Mengembangkan keterampilan mendasar berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, emosional, dan social untuk dapat melakukan koping terhadap masalah-masalah hidup.
5. Otonomi. Memiliki ketetapan diri yang kuat, bertanggung jawab, dan penentua diri dan memiliki kebebasan yang cukup terhadap pengaruh social.
6. Pertumbuhan dan aktualisasi diri. Mengembangkan kecenderungan kea rah peningkatan kematangan, pengembangan potensi, dan pemenuhan diri sebagai seorang individu.
7. Relasi interpersonal. Kemampuan untuk membentuk dan memelihara relasi interpersonal yag intim.
8. Tujuan hidup. Tidak terlalu kaku untuk mencampai kesempurnaan.
2. Berbagai pendekatan Berkaitan dengan Normal-Abnormal
Pada umumnya ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk menentkan apakah seseorang termasuk dalam kategori sehat secara mental ataukah tidak.
a. Pendekatan Statistik
Pendekatan ini beranggapan bahwa orang yang sehat secara mental/normal adalah orang yang melakukan tingkah laku yang umumnya dilakukan oleh banyak orang lainnya.
b. Pendekatan Normatif
Pendekatan ini melihat orang sehat secara mental berdasarkan apakah tingkah laku orang tersebut menyimpang dari norma social yang berlaku di masyarakat (devian) ataukah tidak.
c. Pendekatan Distress Subjektif
Pendekatan ini beranggapan orang dianggap normal atau sehat bila dia merasa sehat atau tidak ada persoalan dan tekanan yang mengganggunya. Kelemahan pendekatan ini adalah karena menekankan pada subjektivitas individu mengakibatkan tidak ada ukuran yang pasti sehingga semuanya menjadi serba relative, tergantung pada situasi yang dihadapi.
d. Pendekatan Fungsi/Peranan Sosial
Pendekatan ini melihat normal atau sehat tidaknya seseorang berdasarkan mampu atau tidaknya orang tersebut menjalankan kegiatan harinya. Kelemahan pendekatan ini adalah tidak semua orang bias dikatakan normal meskipun dia mampu menjalankan fungsi dan peranan.
e. Pendekatan Interpersonal
Pendekatan ini melihat normal atau sehat tidaknya seseorang atau apakah orang tersebut mampu menyesuikan diri dilihat berdasarkan kemampuan seseorang untuk menjalani hubungan yang interpersonal dengan orang lain. Pendekatan ini pun memiliki kelemahan. Tidak selalu orang yang menyendiri itu tidak sehat atau tidak normal dan tidak mampu menyesuaikan diri.
2) Sejarah Perkembanagn Kesehatan Metal
Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karena masalah mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan dilihat. Berbeda dengan gangguan fisik yang dapat dengan relative mudah dideteksi, orang yang mengalami gangguan kesehatan mental sering kali tidak terdektesi, sekalipun oleh anggota keluarganya sendiri.
A. GANGGUAN MENTAL TIDAK DIANGGAP SEBAGAI SAKIT
● (Tahun 1600 dan sebelumnya)
Dukun asli Amerika (Indian), sering juga disebut sebagai “penyembuh” (healer, shaman) orang yang mengalami gangguan mental dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan menjalani ritual penebusan dan penyucian. Pandangan masyarakat saat itu menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah karena mereka dimasuki oleh roh-roh yang ada disekitar.
● Tahun 1692
Sejarah kesehatan mental di Eropa, khususnya Inggris, agak sedikit berbeda. Sebelum abad ke-17, orang gila disamakan dengan penjahat/criminal, sehingga mereka dimasukkan kedalam penjara
Jhon Locke (1690) dalam tulisannya yang berjudul An Essay Concerning Understanding, menyatakan bahwa terdapat derajad kegilaan dalam diri setiap orang yang disebabkan oleh emosi yang memaksa orang untuk memunculkan ide-ide salah dan tidak masuk akal terus menerus. Kegilaan adalah ketidak mampuan akal untuk mengeluarkan gagasan yang berhubungan dengan pengalaman secaratetap. Pandangan John Locker ini bertahan di Eropa sampai abad ke-18.
B. GANGGUAN MENTAL DIANGGAP SEBAGAI SAKIT
● Tahun 1724
Pendeta Cotton Mather (1663-1728) mematahkan takhayul yang hidup di masyarakat berkaitan dengan sakit jiwa dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit juwa itu sendiri. Pada saat ini benih-benih pendekatan secara medis mulai dikenalkan, yaitu dengan memberikan penjelasan maslah kejiwaan sebagai akibat gangguan yang terjadi di tubuh.
● Tahun 1812
Benjamin Rush (1745-1813) menjadi salah satu pengecara mula-mula yang menangani masalah penanganan secara manusiawi untuk penyakit mental dengan publikasinya yang berjudul Medical Inquiris and Observations Upon Diseases of the Mind. Ini merupakan buku teks psikiatris Amerika pertama.
● Tahun 1843
Kurang lebih terdapat 24 rumah sakit, tapi hanya ada 2.561 tempat tidur yang tersedia untuk menangani penyakit mental di Amerika Serikat
● Tahun 1980
Clifford Beers (1876-1943) menderita manis depresif pada tahun 1900. Dia merupakan lulusan Yale dan seorang bisnisman, yang kemudian mengalami gangguan setelah mengalami sakit dan saudara laki-lakinya meninggal. Pada tahun 1908 dia menulis buku yang berjudul A Mind ThatFound Itself, merupakan laporan pengalamannya sendiri sebagai pasien sakit mental dan secara jelas menggambarkan kekejaman lembaga perawatan. Beers kemudian mendirikan masyarakat Connecticut untuk mental Higiene yang kemudian pada tahun berikutnyaberubah menjadi komite Nasional untuk mental Higiene (the National Committee for mental Hyggiene), yang merupakan pendahulu Asosiasi kesehatan mental Nasional (National Mental Healt h Association) sekarang ini.
Tujuan asosiasi ini adalah untuk :
- Memperbaiki sikap masyarakat terhadap penyakit mental dan penderita sakit mental
- Memperbaiki layana terhadap penderita penyakit mental
- Bekerja untuk pencegahan penyakit mental dan mempromosikan kesehatan mental
● Tahun 1909
Sigmun Freud mengunjungi Amerika dan mengajar psikoanalisis di Universitas Clark di Worcester, Massachusetts
● Tahun 1910
Emil kraepelin ppertama kali menggambarkan penyakit Alzheimer. Dia juga mengembangkan alat tes yang dapat digunakan untuk mendekesi adanya gangguan epilepsy.
● Tahun1918
Asosiasi Psikoanalisis Amerika membuat aturan bahwa hanya orang yang telah lulus dari sekolah kedokteran dan menjalankan praktek psikiatris yang dapat menjadi calon untuk penelitian psikoanalisis.
● Tahun 1920-an
Harry Stack Sullivan yang mengawasi pasien schizophrenia di Rumah sakit Sheppard-Pratt Hospital menunjukan pengaruh lingkungan terapeutik ketika parapasien dapat di kembalikan ke masyarakat. Pada tahun 1920-1930 di Eropa terjadi perubahan treatme dalam mengalami gangguanmental. Perubahan ini berkat pengaruh teori freud yang pada masa itu menjadi terkenal. Perubahan treatmen tersebut meliputi :
a. Treatmen di dalam rumah sakit kurang diminati, diganti treatmen yang dilakukan diluar rumah sakit.
b. Treatmen dilakukan tidak memerlukan sertifikasi
c. Treatmenn dilakukan dirumah pasien
● Tahun 1930-an
Psikiater mulai menginjeksikan insulin yang menyebabkan shock dan koma sementara sebagai suatu treatmen untuk penderita schizophrenia.
● Tahun 1936
Agas monzi mempublikasikan suatu laporan mengenai lobotomy frontal manusia yang pertama. Akibatnya antara tahun 1936 sampai pertengahan 1950-an, diperkirakan 20.000 prosedur pembedahan ini digunakan terhadap pasien mental Amerika.
● Tahun 1940-an
Elektroterapi, yaitu terapi dengan cara mengaplikasikan listrik ke otak. Pertama kali di gunakan di rumah sakit Amerika untuk menangani penyakit mental. Pada tahun 1940-1950 dimulainya perawatan masyarakat bagi penderita gangguan mental di Inggris.
● Tahun 1947
Fountain House di New York City memulai rehabilitasi psikiatrik orang yang mengalami sakit mental.
●Tahun 1950
Dibentuk National Association of Mental Health (NAMH) yang merupakan merger dari tiga organisasi, yaitu National Committee for Mental Hygiene, National Mental Health Foundation, dan Psychiatric foundation. Lembaga baru ini melanjutkan misi Beers dengan lebih jelas.
● Tahun 1952
Obat antipsikotik konvensional pertama, yaitu chlorpromazine, diperkenakan untuk menangani pasien schizophrenia dan gangguan mental utama lainnya.
● Tahun 1960-an
Media inggris mulai mengungkapkan kesehatan mental dengan menampilkan orang-orang yang pernah mengalami sakit mental untuk menceritakan pengalaman mereka. Pada masa ini segala hal yang tabu berkaitan dengan gangguan mental mulai dibuka dan dibicarakan secara umum.
C. GANGUAN MENTAL DIANGGAP SEBAGAI BUKAN SAKIT
● Tahun 1961
Thomas Szasz membuat tulisan yang berjudul The Myth of Mental Illness, yang mengemukakan dasar teori yang menyatakan bahwa “sakit mental” sebenarnya tidaklah betul-betul “sakit”, tetapi merupakan tindakan orang yang secara mental tertekan karena harus bereaksi terhadap lingkungan.
●Tahun 1962
Ada 422.000 orang yang tinggal di rumah sakit untuk perawatan psikiatris di Amerika Serikat.
● Tahun 1970
Mulainya deinstitusional massal. Pasien dan keluarga mereka kembali pada sumber-sumber mereka sendiri sebagai akibat kurangnya program-program bagi pasien yang yang telah keluar dari rumah sakit untuk rehabilitasi dan reintegrasi kembali ke masyarakat.
● Tahun 1979
NAMH menjadi the National Mental Health Association (NMHA).
● Tahun 1980
Munculnya perawatan yang terencana, yaitu dengan opname di rumah sakit dalam jangka waktu yang pendek dan treatmen masyarakat menjadi standar bagi perawatan penyakit mental. ini tidak terlepas dari peranan NMHA yang menggalang dukungan dari akar rumput dan bekerja sama dengan pemerintah dalam menghasilkan The Mental Health Systems act of 1980.
D. MELAWAN DISKRIMINASI TERHADAP GANGGUAN MENTAL
● Tahun 1990
NMHA memainkan peran penting dalam memunculkan Disabilities Act, yang melindungi warga Amerika yang secara mental dan fisik disable dari diskriminasi di beberapa wilayah, seperti pekerjaan, akomodasi public, transportasi, telekomunikasi, dan pelayanan pemerintah pusat dan local. Sementara itu, teknologi menggambarkan otak digunakan untuk mempelajari perkembangan penyakit mental utama dengan lebih baik lagi.
● Tahun 1994
Obat antipsikotik atipikal yang bpertama diperkenalkan. Ini merupakan obat antipsikotik baru pertama setelah hampir 20 tahun penggunaan obat-obatan konvensional.
● Tahun 1997
Peneliti menemukan kaitan genetic pada gangguan bipolar yang menunjukkan bahwa penyakit ini diturunkan. Berdasarkan sejarah kesehatan mental diatas, dapat disimpulkan bahwa ternyata pandangan masyarakat terhadap apa yang disebut sebagai sakit mental/sakit jiwa/ganguan mental ternyata berbeda-beda dan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
3) Cara berkembangnya keperibadian seseorang.
a. Menurut Erikson ada delapan jadwal tahapan perkembangan manusia yaitu tahap pertama sampai tahap ke empat terjadi pada masa bayi dan masa kanak-kanak, tahap kelima pada masa adolesen, dan tahap ke enam sampai delapan terjadi pada tahun-tahun dewasa dan usia tua. Tahap-tahap yang berurutan itu tidak ditetapkan menurut suatu jadwal kronologis yang ketat. Erikson berpendapat bahwa setiap anak memiliki jadwal waktunya sendiri, karena apa bila perkembangan itu ditentukan lama berlangsungnya setiap masing-masing tahapan secara cepat akan mengkacaukan perkembangan anak. Lagi pula, setiap tahap tidak dilewati begitu saja dan kemudian ditinggalkan.Tekanan khusus diletakan pada masa adolesen karena pada masa tersebut merupakan peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Apa yang terjadi pada tahap ini sangat penting bagi kepribadian dewasa. Idetitas, krisis-krisis identitas, dan kekacauan identitas merupakan konsep-konsep Erikson yang terkenal. Identitas versus kekacauan identitas tahap kelima dari tahapan perkembangan psikososial Erikson, dimana remaja mencoba megembagkan pemahaman diri yang koheren, termasuk peran yang akan ia jalani di masyarakat. Disebut juga identitas versus kekacauan peran, penjelasan tersebut terdapat dalam bukunya yang terbaru, Toys and Reasons. Meminjam kata-kata Erikson, “…apa saja yang tumbuh memiliki sejenis rencana dasar, dan dari rencana dasar ini muncullah bagian-bagian, setiap bagian memiliki waktu masing-masing untuk mekar , sampai semua bagian bersama-sama ikut membentuk suatu keseluruhan yang berfungsi” (1968,ham. 92). Ini dikenal sebagai prinsip epigenetic (epigenetic principel), suatu istilah yang dipinjam dari ilmu mudigah (embriologi). Dalam Insight and Responsibility (1964) ia membicarakan kebijakan-kebijakan atau kekuatan-kekuatan ego yang muncul selama tahap-tahap yang berturutan.
b. Freud mungkin merupakan psikolog pertama yang menekankan aspek-aspek perkembangan kepribadian dan terutama menekankan peranan menentukan dari tahun-tahun awal masa bayi dan kanak-kanak dalam meletakkan struktur watak dasar sang pribadi. Memang, Freud berpendapat bahwa kepribadian telah cukup terbentuk pada akhir tahun kelima, dan bahwa perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya merupakan elaborasi terhadap struktur dasar itu. Freud yakin bahwa “anak adalah ayah manusia”. Adalah menarik menemukan preferensi kuat pada penjelasan genetic atas tingkah laku orang dewasa semacam itu, sementara Freud sendiri jarang menyelidiki anak-anak kecil secara langsung. Kepribadian berkembang sebagai respon terhadap empat sumber tenaga pokok, yakni : (1) proses-proses pertumbuhan proses-proses pertumbuhan fisiologis, (2) frustasi-frustasi, (3) konflik-konflik, dan (4) ancaman-ancaman.
Identifikasi dan pemindahan (displacement) adalah dua cara yang digunakan individu untuk belajar mengatasi frustasi-frustasi, konflik-konflik, dan kecemasan-kecemasan.
Identifikasi
Identifikasi dapat didefinisikan sebagai metode yang digunakan orang untuk mengambil alih ciri-ciri orang lain dan menjadikan bagian yang tak terpisahkan dari kepribadiannya sendiri. Freud lebih suka memakai istilah idenfikasi daripada imitasi karena ia berpendapat bahwa imitasi mengandung arti sejenis peniruan tingkah laku yang bersifat dangkal dan sementara padahal ia menginginkan suatu kata yang mengandung pengertian tentang sejenis pemerolehan (acquisition) yang kurang lebih bersifat permanen pada kepribadian. Terkadang banyak usaha coba-coba (trial and error) dalam proses identifikasi karena biasanya orang tidak tahu dengan pasti apa yang terdapat pada orang lain yang menyebabkan keberhasilannya.
Pemindahan
Apa bila objek asli yang dipilih insting tidak dapat dicapai karena adanya rintangan baik dari luar maupun dari dalam(antikateksis), maka suatu kateksis yang baru akan terbentuk, kecuali jika terjadi suatu represi yang kuat. Apa bila kateksis yang baru itu jga terhalang, maka akan terjadi pemindahan lain, demikian seterusnya, sampai ditemukan objek yang mampu sedikit mengurangi tegangan yang tak tersalurkan. Objek ini selanjutnya akan dikateksiskan sampai kemampuannya untuk mereduksikan tegangan habis, dan segera dicari lagi suatu objek tujuan yang cocok. Di pihak lain kepribadian menjadi kurang lebih stabil dengan bertambahnya usia berkat kompromi antara daya daya dorong insting dan daya perlawanan ego dan superego.
Arah yang di tempuh pemindahan ditentukan oleh dua factor. Factor-faktor ini adalah (1) kemiripan objek pegganti dengan objek aslinya, dan (2) sanksi-sanksi dan larangan-larangan yang di terapkan masyarakat. Factor kemiripan sesungguhnya adalah taraf sejauh mana kedua objek adalah identic dalam pikiran orang tersebut. Apabila energy psikis tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat di distribusikan maka tidak akan terjadi perkembangan kepribadian.
Mekanisme-mekanisme Pertahanan Ego
Dibawah tekanan kecemasan yang berlebih-lebihan, ego kadang-kadang terpaksa menempuh cara-cara ekstrem untuk menghilangkan tekanan. Cara-cara itu ditersebut mekanisme pertahanan. Pertahanan-pertahanan yang pokok adalah represi, proyeksi, pembentukan reaksi, fiksasi, dan regresi (Anna Freud, 1946). Semua mekanisme pertahanan mempunyai dua ciri umum, yakni : (1) mereka menyangkal, memalsukan atau mendistrorsikan kenyataan, dan (2) mereka bekerja secara tak sadar sehingga orangnya tidak tau apa yang sedang terjadi.
REPREsi : Ini merupakan salah satu konsep paling awal dalam psikoanalisis.
PROYEKSI : kecemasan realitas biasanya lebih mudah di tanggulangi oleh ego dibandingkan kecemasan neurotic atau kecemasan moral.
PEMBENTUKAN REAKSI : Tindakan defensive ini berupa menggantikan suatu implus atau peranan yang menimbulkan kecemasan dengan lawan atau kebalikannya dalam kesadaran.
FIKSASI DAN REGRESI : Pada perkembangan normal, seperti akan kita lihat dalam bagian berikut, kepribadian akan melewati serangkaian tahap yang cukup jelas sampai mencapai kematangan.
Tahap-tahap Perkembangan
Anak melewati serangkaian tahap yang secara dinamikaberlainan selama lima tahun pertama kehidupan selama suatu periode lima atau enam tahun berikutnya – periode laten – dinamika tersebut kurang lebih menjadi stabil. Masing-masing tahap perkembangan selama lima tahun pertama ditentukan oleh cara-cara reaksi suatu zona tubuh tertentu. Selama tahap pertama, yang berlangsung selama kira-kira satu tahun, mulut merupan daerah pokok kegiatan dinamik. Tahap ini berakhir pada tahun kedua dan disusul dengan tahap phalik dimana organ-organ seks merupakan zona-zona erogen terpenting. Tahap-tahap ini, yakni oral, anal, dan phalik di sebut tahap-tahap prageital.
TAHAP ORAL : Sumber kenikmatan pokok yang berasal dari mulut adalah makanan.
TAHAP ANAL : Setelah makan direncanakan, maka sisa makanan menumpuk di ujung bawah dari usus dan secara reflex akan dilepaskan keluar apanila pada otot dubur mencapai taraf tertentu.
TAHAP PHALIK : Selama tahap perkembangan kepribadian ini yang menjadi pusat dinamika adalah perasaam-perasaan seksual dan agresif berkaitan dengan mulai berfungsinya organ-organ genital.
TAHAP GEITAL : Kateksis-kateksis dari masa-masa pragebital bersifat narsistik.
4) Kepribadian Sehat
Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri kita. Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya bentukan dari keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan yang dibawa sejak lahir.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kepribadian :
1. Faktor genetik
Dari beberapa penelitian bayi-bayi baru lahir mempunyai temperamen yang berbeda, Perbedaan ini lebih jelas terlihat pada usia 3 bulan. Perbedaan meliputi: tingkat aktivitas, rentang atensi, adaptabilitas pada perubahan lingkungan. Sedangkan menurut hasil riset tahun 2007 kazuo Murakami di Jepang menunjukan bahwa gen Dorman bisa distimulasi dan diaktivasi pada diri seseorang dalam bentuk potensi baik dan potensi buruk.
2. Faktor lingkungan
Perlekatan (attachment): kecenderungan bayi untuk mencari kedekatan dengan pengasuhnya dan untuk merasa lebih aman dengan kehadiran pengasuhnya dapat mempengaruhi kepribadian. Teori perlekatan (Jhon Bowlby) menunjukkan : kegagalan anak membentuk perlekatan yang kuat dengan satu orang atau lebih dalam tahun pertama kehidupan berhubungan dengan ketidakmampuan membentuk hubungan dengan orang lain pada masa dewasa (Bowlby , 1973).
3 . Faktor stimulasi gen dan cara berpikir
Berdasarkan penelitian akhir 2007, yang dilakukan oleh Kazuo Murakami, Ph.D dari Jepang dalam bukunya The Divine message of the DNA. Menyimpulkan bahwa kepribadian sepenuhnya dikendalikan oleh gen yang ada dalam sel tubuh manusia. Gen tersebut ada yang bersipat Dorman (tidur) atau tidak aktip dan yang bersipat aktip. Bila kita sering menyalakan gen yang tidur dengan cara positif thinking maka kepribadian dan nasib kita akan lebih baik. Jadi genetik bukan sesuatu yang kaku, permanen dan tidak dapat dirubah.
Sehat merupan suatu kondisi dimana seseorang dalam keadaan yang baik atau normal secara rohani, jasmani dan mental, dapat berfikir secara normal atau dapat mengendalikan respon-respon atau stimulus-stimulus yang dia terima.
karakteristik Sehat
1. Memfokuskan perhatian kepada individu sebagai manusia.
2. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan ektersnal individu.
3. Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif. Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapai merupakan penyesesuaian yang dilakukan oleh individu, dan juga bukan merupakan suatu keadaan tapi merupakan suatu proses yang dijalani dalam kehidupan individu.
Ciri-ciri individu yang Normal atau sehat
1. Bertingkah laku menurut norma-norma social yang diakui.
2. Mampu mengelola emosi
3. Mampu mengaktualkan potensi-potensi yang dimiliki.
4. Dapat mengakui kebiasaan-kebiasaan social
5. Dapat mengenali risiko dari setiap perbuatan dan kemampuan tersebut digunakan untuk menuntun tingkah lakunya.
6. Mampu menunda keinginan sesaat untuk mencapai tujuan jangka panjang.
7. Mampu belajar dari pengalaman
8. Biasanya gembira.
Kepribadian sehat
Tekanan begitu banyak pada penyembuhan konflik-konflik yang ada hubungannya dengan masa kanak-kanak dan luka-luka emosional masa lampau (traumatis yang di alami) dibandingkan dengan pada pelepasan sumber-sumber yang tersembunyi dari bakat, kreativitas, energi, dan dorongan. Fokusnya adalah kearah mana seseorang dapat menjadi, bukan kearah apa yang telah terjadi atau ada apa pada saat ini.
Para ahli psikologi humanistic semakin kritis terhadap tradisi-tradisi ini, karena mereka percaya bahwa behaviornisme dan psikoanalisis memberikan pandangan-pandangan terbatas tentang kodrat manusia, mengakibatkan puncak-puncak yang akan didaki oleh orang-orang yang memiliki potensi. Individu digambarkan sebagai suatu organisme yang tersusun baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, dan kreativita, seperti suatu alat pengatur panas. Psikoanalisis telah memberi kepada kita hanya sisi yang sakit atau pincang dari kodrat manusia karena hanya berpusat pada tingkah laku yang neurotis dan psikotis. Freud dan orang-orang yang mengikuti ajaran-ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kepribadian yang sehat – yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik. Para ahli behavior melihat individu sebagai orang-orang yang memberikan respon secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan oleh ahli-ahli psikoanalisis sebagai korban dari kekuatan-kekuatan biologis dan konflik-konflik masa kanak-kanak.
Kebanyakan para ahli psikologi pertumbuhan tidak menyangkal bahwa stimulus-stimulus dari luar, instink-instink dan konflik-konflik masa kanak-kanak mempengaruhi kepribadian, namun mereka tidak percaya bahwa manusia merupakan korban yang tak dapat berubah dari kekuatan-kekuatan ini. Individu dapat dan harus mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Individu harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan ini yang secara pontesial menghambat. Kodrat manusia adalah optimistis dan penuh harapan. Tidak ada sakit emosional hanya merupakan suatu langkah pertama yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemenuhan, tidak adanya tingkah laku neurotis atau psikotis tidak cukup untuk menilai seseorang sebagai pribadi yang sehat.
Daftar Puataka
1. Psikologi Kepribadian I, Calvin S. Hall & Gerdner Lindzey
2. Human Developmen II, Papalia Olds Feldmen
3. Psikologi Pertumbuhan, Duane Schultz
4. Jurnal Konsep Kepribadian, Iyus Yosep, SKp., MSi, Fakultas Ilmu Keperawatan UNPAD
5. Kesehatan mental, konsep,cakupan dan perkembangannya, Siswanto,S.Psi., M.SI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar