Minggu, 22 April 2012

Peluang Kerja dan Waktu Luang

Mengubah Sikap Terhadap Pekerjaan. 

Sikap (attitude) merupakan salah satu bahasan yang menarik dalam kajian psikologi, karena sikap sering digunakan untuk mera,alkam tingkah laku, baik tingkah laku perorangan; kelompok; bahkan tingkah laku bangsa. Sikap selain dapat berbentuk sikap perorangan (individual), juga dapat berbentuk sikap social. Sikap individual adalah sikap yang diyakini oleh individual tertentu, sedangkan sikap social adalah sikap yang diyakini (dianut) sekelompok orang terhadap suatu objek.
Untuk membedakan sikap dengan aspek-aspek psikis lainnya, seperti pengetahuan (knowledge), keyakinan (belief), motif (motives), niat (intention), dan lain sebagainya, maka dapat di lihat beberapa ciri-ciri sikap seperti dibawah ini:

  1. Sikap selalu menggambarkan hubungan antara subyek dengan obyek. Tidak ada sikap yang tanpa obyek. Obyek ini bias berupa benda, orang, ideology, nilai-nilai social, lembaga masyarakat, dan sebagainya.
  2. Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi “dipelajari” dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan. 
  3. Karena sikap dapat “dipelajari”,maka sikap dapat berubah-ubah, meskipun relative sulit berubah. 
  4. Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah dipenuhi. Misalnya saja, seorang yang suka sate akan tetap menyukai sate meskipun ia telah kenyang makan sate. 
  5. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat beragam sesuai dengan obyek yang menjadi pusat perhatiannya. 
  6. Dalam sikap tersangkut juga factor motivasi dan perasaan. Hal inilah yang membedakan dari pengetahuan.

 Pembentukan sikap tidak terjadi begitu saja,melainkan melalui kontak social terus menerus antara individu dengan individu lain di sekitarnya. Dalam hubungan ini, factor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah:

i. Faktot Intern, yaitu factor-faktor yang terdapat dalam diri individu, seperti selektivitas. Penyeleksian (selektivitas) diperlukan karena rangsangan yang dating dari luar (lingkungan) tidak seluruhnya dapt diresap oleh individu, oleh karena itu seseorang harus memilih rangsangan-rangsangan mana yang akan “diperdalam” dan rangsangan-rangsangan mana yang tidak ingin “diperdalam”.

ii. Factor Ekstern, adalah factor-faktor yang terdapat diluar diri individu. Factor-faktor ini antara lain: 

  • Sifat obyek yang dijadikan sasaran sikap. 
  • Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap. 
  • Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut. 
  • Media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan sikap. 
  • Situasi pada saat itu dibentuk. 


 a. Memahami dan mendefinisikan nilai pekerjaan Suatu pekerjaan memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda oleh sebab itu setiap perusahaan memiliki cara tersendiri untuk melakukan seleksi atau penerimaan tenaga kerja baru. Didalam perusahaan juga memiliki bidang-bidang tersendiri atau pekerjaaan yang berbeda-beda seperti adanya seorang pemimpin perusahaan, pemimpin kepala bidang bagian (menejer), sekretaris, karyawan, OB dan sebagainya. Suatu nilai didalam pekerjaan merupakan hasil dari apa yang kita lakukan sepeti timbulnya kepuasan kerja, hasil kerja yang memuaskan, prestasi yang cemerlang dan sebagainya. 
b. Menjelaskan apa yang dicari dalam pekerjaan 
Kepuasan Kerja. 
Adalah tenaga kerja yang puas dengan pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaanya. Locke mencatat bahwa perasaan-perasaan yang berhubungan dengan kepuasan atau ketidak puasan kerja cenderung lebih mencerminkan penaksiran dari tenaga kerja tentang pengalaman-pengalaman kerja pada waktu sekarang dan lampau dari pada harapan-harapan untuk masa yang akan datang. Ada dua unsur penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar. 

Factor-faktor Kepuasan Kerja. 

  1. Ciri-ciri intrinsik pekerjaan Menurut Locke, ciri-ciri intrisik dari pekerjaan yang menentukan kepuasan kerja ialah keragaman, kesulitan, jumlah pekerjaan, tanggung jawab, otonomi, kendali terhadap model kerja, kemajemukan dan kreativitas. Ada satu unsur yang dapat dijumpai pada ciri-ciri intrisik dari pekerjaan di atas, yaitu tingkat tantangan mental. 
  2. Gaji Penghasilan, Imbalan yang Dirasakan Adil Siegel & Lane mengutip kesimpulan yang diberikan oleh beberapa ahli yang meninjau kembali hasil-hasil penelitian tentang pentingnya gaji sebagai penentu dari kepuasan kerja, yaitu bahwa para sarja psikolog telah secara tradisional dan salah meminimasi pentingnya uang sebagai penentu kepuasan kerja. Ternyata, menurut hasil penelitian yang dilakukan Theriault, kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolut dari gaji yang diterima, derajat sejauh mana gaji memenuhi harapan-harapan tenaga kerja, dan bagaimana gaji diberikan. 
  3. Penyeliaan Hasil penelitian menunjukan bahwa hanya ada satu ciri kepemimpinan yang secara konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja, yaitu penenggangan rasa (consideration). Hubungan antara aspek-aspek lain dari penyeliaan dan kepuasan kerja adalah kurang jelas dan hasilnya saling bertentangan.

c. Fungsi Psikologis dari pekerjaan Psikologi dalam pekerjaan berfungsi untuk melakukan seleksi tenaga kerja dan melakukan pememilih dan menyaring tenaga kerja yang benar-bener sesuai dengan kriteria yang dicari oleh sebuah perusahaan. Selain itu psikologi juga berfungsi untuk mengontol kestabilan kondisi lingkungan kerja, maksutnya para sarjana psikologi melakukan pengamatan atas setiap kegiatan para tenaga kerja apakah tingkat motivasi kerjanya meningkat \atau menurun sehingga mempegaruhi tingkat produksivitas diperusahan tersebut. 

Proses dalam memilih pekerjaan
Seorang individu membutuhkan pekerjaan untuk bertahan hidup atau memenuhi kebutuhanya sehari-hari. Biasanya mereka memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Dalam memilih pekerjaan manusia akan mau dan mampu untuk bekerja dengan baik bilamana ia ditempatkan pada posisi dengan jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, serta bila mana ia bisa memenuhi kebutuhannya dengan melakukan pekerjaan itu. lni berarti bahwa perusahaan harus bisa menempatkan orang pada jabatan-jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, dengan tidak lupa mempertimbangkan upaya pemenuhan kebutuhannya. 
 Sebelum di tempatkan pada posisi yang sesuai dengan minat dan kemampuanya, para calon tenaga kerja biasanya terlebih dahulu mengikuti seleksi yang diadakan oleh pihak perusahaan yang bertujuan untuk mencari calon tenga kerja yang memang benar-benar menguasai keahlian didalam bidang yang dicari oleh pihak perusahaan. ada enam tahapan yang harus dijalani oleh seorang calon tenaga kerja, yaitu: 

  1. Tahap penyerahan surat lamaran 
  2. Tahap wawancara awal 
  3. Tahap ujian psikotes (wawancara) 
  4. Tahap penilaian akhir 
  5. Tahap pemberitahuan wawancara akhir. 
  6. Tahap penerimaan 

jika seorang individu sudah mampu melewati semua tahapan seperti diatas maka individu tersebut akan ditempatkan pada posisi dan porsi sesui dengan kemampuan yang ia miliki. Apabila dalam proses melakukan kegiatan bekerja individu tersebut merasakan tidak adanya kenyamanan dalam bekerja maka motivasi untuk bekerjanyapun rendah, dan hasil bekerjanyapun tidak sesuai dengan harapan. Banyak factor yang menyebabkan seseorang merasakan tidak adanya kenyamanan di lingkungan ia bekerja,yaitu: 

  • Suasana lingkungan kerja yang berisik (seperti bekerja dipabrik). 
  • Perusahan yang selalu menuntut karyawannya untuk bekerja lembur. 
  • Adanya konflik antar sesama karyawan atau dengan atasan. 
  • Jarak antara tempat tinggal dengan kantor yang terlalu jauh 
  • Gaji yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. 
  • Senioritas yang tinggi dilingkungan kerja. 

Apabila beberapa factor diatas dirasakan oleh seorang pekerja, maka biasanya mereka melakukan tindakan pengunduran diri dan terus melaukan pencarian pekerjan yang benar-benar sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Memilih pekerjaan yang cocok 
KEPRIBADIAN 
Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari system psikofisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik (khusus) dari individu terhadap lingkungan. (Gordon W.Allport,1937). Definisi dari Allport ini memberikan tempat yang khusus pada keunikan kepribadia yang dimiliki oleh setiap individu, tetapi juga berusaha menggeneralisasikan system yang terdapat pada manusia dalam upaya menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 

TEORI-TEORI KEPRIBADIAN 
Secara umum ada empat (4) teori ataupun pendekatan untuk memahami kepribadian: 

  1. Pendekatan sifat dan jenis/tipe (type and trait approaches), yang memusatkan perhatiannya pada karakteristik manusia, seperti sifat yang malu-malu; keras kepala; dan lain sebagainya. Serta melihat bagaimana karateristik-karakteristik tersebut terorganisir menjadi suatu system. 
  2. Pendekatan dinamis (dynamic approaches), yang memberikan perhatian secara lebih khusus pada interaksi yang terjadi antara motif, dorongan (impuls) dan proses-proses psikologis 
  3. Pendekatan behavioral dan belajar (learning and behavioral approaches), yang memusatkan perhatiannya pada kebiasaan yang diperoleh melali pengkondisian dasar (basic conditioning) atau proses-proses belajar. 
  4. Pendekatan kemanusiaan (humanisti approaches), yang memberikan perhatian secara lebih khusus pada diri (self) dan pentingnya cara pandang subyektif manusia terhadap dunianya. 


PENYESUAIAN DIRI 
Kemampuan individu untuk menyamakan diri dengan harapan kelompok.individu yang sehat mestinya mampu memahami harapan kelompok tempat individu yang bersangkutan mejadi anggotanya dan melaukan tindakan yang sesuai dengan harapan tersebut. 
Penyesuaian diri juga bias dipahami sebagai mengatur kembali ritme hidup atau jadwal harian. Orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik adalah orang yang dengan cepat mampu mengelola dirinya menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi. Penyesuaian diri juga sering dipahami sebagai belajar hidup dengan suatu yang tidak dapat diubah. Orang memiliki penyesuaian diri yang baik bila bias menerima keterbatasan yang tidak dapat diubah. Sebenarnya dalam bahasa inggris, istilah penyesuaian diri memiliki dua kata yang berbeda maknanya, yaitu adaptasi (adaptation) dan penyesuaian (adjustment). Kedua istilah tersebut sama-sama mengacu pada pengertian mengenai penyesuaian diri, tetapi memiliki perbedaan makna yang mendasar. 

KONDISI FISIK KERJA 
Lamanya di perjalanan membuat seseorang telah lelah sebelum mencapai pekerjaan dan berakibat tidak baik terhadap disiplin kerja dan produktivitas. Rancangan kantor memberikan pengaruh pada produktivitas juga. Schultz (1982) mengajukan suatu hasil penelitian di Amerika Serkat tentang pengaruh dari kantor yang dirancang seperti pemandangan alam. Keluhan utama tentang kantor-kantor ‘pemandangan alam’ ini berkaitan dengan tidak adanya keleluasaan pribadi, adanya banyak kebisingan dan kesulitan untuk berkonsentrasi. Disamping masalah parkiran, lokai, ruang kantor, masalah rancangan ruang kerja diteliti juga secara luas tentang factor-faktor lingkungan yang spesifik, antara lain tentang penerangan atau iluminasi, warna, kebisingan, dan music. 

a. Iluminasi (Penerangan) 
Bekerja dalam kamar yang terang akan berbeda dengan bekerja dalam kamar yang remang-remang cahayanya. Beberap factor yag perlu diperhatikan dalam iluminasi ialah : kadar (intensity) cahaya, distribusi cahaya, dan sinar yang menyilaukan. 
b. Warna 
Erat kaitannya dengan iluminasi ialah penggunaan warna pada ruangan dan peralatan kerja. Banyak orang memberikan makna yang tinggi kepada penggunaan warna atau kombinasi warna yang tepat untuk ruangan-ruangan dirumah, di kantor, dan di pabrik. Mereka berpendapat bahwa penggunaan warna atau kombinasi warna yang tepat dapat meningkatkan produksi, menurunkan kecelakaan dan kesalahan, dan meningkatkan semangat kerja. 
c. Bising (Noise) 
Bising biasanya dianggap sebagai bunyi atau suara yang tidak diinginkan, yang menggangu, yang menjengkelkan. Namun batasan seperti ini kurang memuaskan, karena tidak ada dasar yang jelas untuk menyatakan kapan sesuatu bunyi tidak diinginkan. 
d. Music dakam kerja 
Sejak tahun1940-an banyak perusahaan di Amerika Serikat mulai mendengarkan music yang mengiringi, sebagai latar belakang, para karyawan bekerja. Sebagaimana halnya dengan warna,banyak yang berpendapat bahwa music yang mengiringi kerja dapat meningkatkan produktivitas karyawannya. Hasil penelitian tidak menunjukan hasil yang tegas tentang hal ini. Pada umumnya para tenaga kerja bekerja dengan perasaan senang, bekerja lebih keras, tidak banyak absen, dan kurang merasa lelah pada akhir hari kerja. Music tampaknya memiliki pengaruh yang baik pada pekerjaan-pekerjaan yang sederhana, rutin dan monoton, sedangkan pada pekerjaan yang lebih majemuk dan memerlukan konsentrasi yang tinggi pada pekerjaan, pengaruhnya dapat menjadi sangat negative. 

Dari beberapa penjelasan dan factor diatas dapat disimpulkan bahwa dalam memilih suatu pekerjaan seorang individu harus pintar-pintar melakukan penyesuaian diri terhadap suatu lingkungan baru dimana ia bekerja agar dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif dan nyaman. Selain itu apabila seorang individu sudah pernah merasakan kondisi-kondisi dimana ia bekerja tidak adanya kenyamanan dan akhirya ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan itu maka individu tersebut akan lebih berhati-hati dalam memilih pekerjaan yang berikutnya. Ia lebih teliti atau lebih peka terhadap suatu bidang pekerjaan yang akan dia cari dan melakukan survey secara tidak langsung (mencari informasi tentang kondisi perusahaan yang berkaitan). Apabila dia sudah merasa yakin dengan kondisi dan system-sistem diperusahan tersebut maka ia baru merasa mau untuk bekerja diperusahaan tersebut. Jadi lingkungan kerja atau kondisi kerja dapat mempengaruhi cocok atau tidaknya seseorang didalam perusahaan atau didalam bidang pekerjaan yang ia tekuni. 

 Narasumber: 

  1. Psikologi, Pekerjaan social dan ilmu kesejahteraa social, (Dra, Isbandi Rukminto Adi,MPH) 
  2. Jurnal Analisis Jabatan, (SUGIH ARTO PUJANGKORO, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara) 
  3. Psikologi Industri dan Organisasi, (Ashar Sunyoto Munandar). 
  4. Kesehatan Mental, konsep; cakupan; dan perkembangannya, (Siswanto,S.Psi.,M.Si)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar